Daerah  

Husler : Saya Tidak Bisa Tidur Pikirkan Banjir di Lutim

Bagikan

LUWU TIMUR, Linisiar.id – Banjir yang menggenagi sejumlah wilayah di Luwu Timur Sulsel memasuki hari ketiga.

Sejak Minggu dini hari hingga Selasa sore ini (28-30/April) banjir masih merendam sejumlah pemukiman dan lahan persawahan warga di beberapa desa, termasuk akses jalan penghubung dan jalan utama masyarakat. Bahkan sejumlah fasilitas termasuk perkantoran dan sekolah ikut tergenang.

Bupati Luwu Timur Thoriq Husler, yang tiba di lokasi banjir di Desa Kalaena Kecamatan Kalaena terpaksa harus naik roda dua meninjau langsung mulut dam irigasi yang jebol akibat derasnya banjir.

Bupati Thoriq terlihat geleng kepala dan terhentak sejenak melihat bronjong dan tanggul irigasi yang roboh dihantam derasnya luapan air dari hulu Sungai Kalaena. Bangunan milik pemerintah pusat di Kalaena ambruk dan berakibat meluapnya air sungai menggenangi beberapa desa di Mangkutana Raya dan Kecamatan Angkona.

Ia yang baru tiba dari Jakarta mengakui menunda sejumlah kegiatan dinasnya. Bahkan setiba di Jakarta pagi kemarin, Husler langsung balik ke Lutim dengan menumpangi pesawat tengah malam dan selanjut lewat darat menuju Luwu Timur.

“Sejak kemarin hingga saat ini saya belum pernah tidur memikirkan warga dan daerah kami yang terkena banjir. Kami meminta seluruh OPD di Pemkab Lutim untuk kerahkan seluruh kekuatan dan membagi tugas untuk membantu warga yang terkena banjir,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Usai tinjau tanggul irigasi di Kalaena, Thoriq meninjau langsung kantor Desa Sumber Makmur Kecamatan Kalaena sebagai lokasi atau posko pengungsian warga yang terdampak banjir.

Di posko itu bupati yang didampingi Camat Kalaena Alimuddin dan PLT kadis PU-PR Muhammad Syahrir, meminta aparatnya untuk tetap siaga dan terus melakukan pantauan dan identifikasi kerusakan untuk segera mendapatkan perbaikan dan penanganan secara cepat.

“Mari kita bantu saudara kita yang terkena banjir sembari memohon kepada Tuhan yang maha kuasa agar cobaan dan musibah ini punya makna yang lebih baik untuk seluruh masyarakat Bumi Batara Guru,” imbaunya.

Menurutnya, banjir yang melanda wilayah Lutim harus dijadikan bahan renungan dan intropeksi agar ke depan peristiwa semacam ini tidak terulang lagi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *