MAKASSAR, LINISIAR.ID – Program menanam pisang cavendish yang pernah digalakkan Bahtiar Baharuddin saat bertugas sebagai Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel telah menuai sukses.
Rata-rata pisang cavendish asal Sulsel kini telah diekspor ke luar negeri, khususnya ke Arab Saudi.
Dalam November hingga Desember 2024 petani akan panen secara merata di 24 kabupaten se-Sulsel.
Hal tersebut diterangkan Relation Manager PT Citra Agri Pratama (CAP),Sukawati, selaku pendamping dan salah satu offtaker pisang cavendish di Sulsel dan Sulbar.
“Kalau kami di Sulsel itu hampir rata-rata kabupaten sudah ada yang menanam pisang cavendish, baik itu petani mandiri maupun melalui pinjaman dana KUR (Kredit Usaha Rakyat). Untuk saat ini November itu di 24 Kabupaten di Sulawesi Selatan itu, petani rata-rata sudah panen. Apalagi, petani mandiri,” ungkap Sukawati, saat berkunjung ke kebun pisang cavendish milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulbar di Mamuju, baru-baru ini.
Diketahui panen perdana pisang cavendish telah berlangsung di Desa Tellongeng, Kecamatan Mare, Kabupaten Bone, Sulsel pada Agustus 2024 yang mencapai 2 ton yang terdiri dari 120 pohon.
Pihak PT CAP selaku pembeli pisang tersebut, memasarkan ke Jakarta dan selebihnya telah diekspor ke Arab Saudi.
Sejak panen perdana tersebut, kata Sukawati, khusus petani di Bone mereka sudah ada yang dua kali panen.
“Tapi sebenarnya kalau berbicara cavendish itu, dalam berbicara satu hektare itu, bukan sekali panen selesai. Jadi mungkin satu hektare itu, panen perdana 250 pohon dua minggu kemudian panen lagi sekitar 300 pohon. Jadi bertahap dalam satu hektare yang 2 ribu pohon itu,” jelasnya.
Menurutnya, kalau di Sulsel sudah banyak petani yang menanam pisang. “Kita lumayan. Yah, hampir di setiap kabupaten itu, menanam sudah sampai seratus hektare. Sehingga dalam sekali panen dapat dirata-ratakan sepuluh hektare setiap kabupaten melakukan panen pisang. Cuma mungkin ada di desa,” katanya.
Saat ini pihak PT CAP membeli pisang dari petani bervarisi tergantung dari kualitas pisang tersebut.
“Rata-rata itu 25 kilo per tandan. Bahkan, baru beberapa hari kemarin tembus 39 kilo per tandan,” ungkapnya.
Berbicara kebutuhan pisang cavendish, kata Sukawati, pihaknya belum sanggup memenuhi banyaknya permintaan pasar internasional, termasuk untuk memenuhi pasar lokal di Sulsel, karena permintaan sangat tinggi, sementara jumlah petani yang menanam pisang belum merata di seluruh kabupaten.
Maka dari itulah ia berharap, dengan antusiasnya warga Sulbar menanam pisang cavendish akan membantu PT CAP menyuplai pisang dalam skalan internasional.
“Saat ini permintaan terbesar kita dari Sulsel itu, adalah cukup besar di Saudi Arabia. Itupun masih kurang. Walaupun di Sulbar buka, kita masih kekurangan banget. Termasuk untuk kebutuhan lokal di Indonesia. Permintaan masih sangat besar,” jelasnya. (*)