Linisiar.ID – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan kepala desa di Balaroa dan Petobo melapor masih ada 5.000 warganya yang masih belum ditemukan.
Merespons hal itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov Sulawesi Tengah M. Hidayat membantah laporan kepala desa tersebut. Dia menyebut jumlah 5.000 itu adalah total penduduk yang tinggal di daerah itu. Sementara banyak juga yang selamat.
“Enggak masuk akallah, jumlah penduduk di situ 5.000 orang, masak tertimbun 5.000 (juga)? Itu biasalah mereka kan mungkin memberi informasi tidak mengklarifikasi dan koreksi,” kata Hidayat di Kantor Gubernur, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Senin (8/10/2018).
Hidayat menjelaskan, saat gempa mengguncang Balaroa dan Petobo, banyak warga yang berhasil menyelamatkan diri. Ia mengklaim para kepala desa setempat sudah mengklarifikasi data, yang kemudian dilaporkan kepada BNPB.
“Masa ada 5.000 orang tertimbun, enggak mungkinlah. Yang selamat juga kan banyak. Kemudian yang ke luar dari situ, yang tidak ada di tempat berapa banyak. Kan mereka punya data itu, dia hanya menghitung 5.000 jumlah penduduk yang sekarang tertimbun. Wah, enggak bener itu. Informasi itu tidak benar,” jelas Hidayat.
Sebelumnya, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sebanyak 5.000 warga dilaporkan masih hilang di Petobo dan Balaroa. Data itu diperoleh dari kepala desa setempat.
“Berdasarkan laporan kepala desa Balaroa dan Petobo ada 5.000 orang yang belum ditemukan. Namun, petugas masih terus melakukan konfirmasi, pendataan. Memang tidak mudah untuk mendata berapa pasti korban yang tertimbun oleh material longosran maupun likuifaksi lumpur. Evakuasi masih terus dilakukan,” ungkap Sutopo di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Minggu (7/10/2018). (Kumparan)
https://www.youtube.com/watch?v=aev3Aa1BOPM&feature=youtu.be