JAKARTA, LINISIAR.ID – Sekretaris Provinsi Sulawesi Selatan, Jufri Rahman, menegaskan pentingnya literasi dan akses keuangan inklusif bagi masyarakat, khususnya di daerah-daerah pelosok.
Dalam pernyataannya di Kampus IPDN Jakarta usai dikukuhkan sebagai Doktor Ilmu Pemerintahan pada Selasa (3/12/2024), Jufri menekankan perlunya kolaborasi berbagai pihak untuk memperluas manfaat layanan keuangan bagi semua kalangan.
“Literasi keuangan harus menyentuh masyarakat lapisan bawah, bukan hanya yang sudah mapan. Perbankan dan lembaga keuangan perlu lebih proaktif membuka akses di akar rumput,” ujar Jufri.
Dukungan ini selaras dengan langkah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulselbar yang terus mendorong edukasi dan inklusi keuangan.
Salah satu upayanya adalah program *Journalist Update* yang melibatkan jurnalis dari Sulawesi Selatan dan Barat untuk mempelajari kondisi pasar modal, layanan perlindungan konsumen, serta mekanisme pencegahan penipuan melalui Indonesia Anti-Scam Center (IASC).
Dalam lima hari pertama, IASC berhasil menangani 1.594 laporan dan menyelamatkan dana nasabah sebesar Rp6,7 miliar dari potensi penipuan.
Jufri juga menyoroti peran media dalam membentuk citra positif daerah. Ia meminta agar setiap informasi miring segera diklarifikasi untuk menjaga iklim investasi yang kondusif.
“Media adalah ujung tombak literasi keuangan. Dengan data yang akurat dan pemberitaan positif, kita bisa menarik lebih banyak investor ke Sulawesi Selatan,” katanya.
Kepala OJK Sulselbar, Darwisman, mengungkapkan bahwa OJK mendukung penuh program *Asta Cita* yang digagas Presiden Prabowo Subianto sebagai bagian dari visi Indonesia Emas 2045. OJK berfokus pada kelompok yang selama ini sulit mengakses layanan keuangan, seperti UMKM, petani, nelayan, dan masyarakat pedesaan.
“Kami memastikan sektor jasa keuangan menjadi motor penggerak pemerataan ekonomi. Fokus utama adalah kelompok kurang terlayani agar kesejahteraan masyarakat meningkat,” jelas Darwisman. (*)