MAKASSAR, Linisiar.ID – Ketua DPW Partai Demokrat Sulawesi Selatan Ni’matullah menyatakan, partainya adalah partai yang kuat menghadapi badai politik di Indonesia, termasuk di Sulawesi Selatan.
Ia mencontohkan, salah satu gelombang besar yang dihadapi adalah, pada tahun 2014 Demokrat dituntut untuk dibubarkan. Padahal saat itu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih menjabat sebagai presiden.
“Dan dinamika tersebut semakin meningkat saat berakhirnya masa pemerintahan SBY sebagai presiden,” paparnya di depan undangan resepsi HUT ke-17 Partai Demokrat di Hotel Claro, Makassar Senin malam (10/9/2018).
Namun, lanjutnya, karena SBY menerapkan pengkaderan dengan sistem kemandirian, pasang surut politik itu bisa dilalui dengan mudah. Bahkan Demokrat tetap mampu mencapai 10 persen perolehan suara pada Pemilu 2014.
“Ini berkat tekad kader kita yang sangat kuat. Itu karena Pak SBY mengkader kami mandiri,” tegasnya.
Menurutnya, tantangan untuk tetap eksis di tengah masyarakat sangat besar. Demokrat pernah mengalami pasang surut. Pernah punya Presiden dan merasakan betul nikmatnya kemenangan di Pemilu 2009.
Pada usia ini, keberhasilan itu tetap akan menjadi prioritas partai ke depan. Selain tentu saja pelayanan dan pengabdian pada rakyat, bangsa dan negara.
HUT ke-17 Partai Demokrat dirayakan bertepatan dengan hari kelahiran SBY dan Ni’matullah. Beberapa undangan tampak hadir, antara lain Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah dan Ketua DPRD Sulsel Moh. Roem.
Nurdin Abdullah yang hadir mengaku tidak berpikir saat Ketua Demokrat Sulsel Ni’matullah mengundangnya secara lisan usai rapat paripurna DPRD Sulsel.
Ia menegaskan tidak memusingkan soal warna partai yang ada di Sulsel, meski di Pilgub Sulsel dirinya tidak diusung oleh Partai Demokrat.
“Saya hadir di sini tidak ada keraguan, karena saya tidak ada warna. Semua warna sama, saya mengayomi semua partai dan tidak sulit berkomunikasi,” pungkasnya.