Linisiar.ID – Jumlah pengungsi akibat gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah berangsur berkurang pada hari ke sembilan pasca bencana gempa tektonik, tsunami dan likuifaksi. Rata-rata pengungsi menuju Makassar, Balikpapan, Jakarta, dan Manado.
“Evakuasi pengungsi keluar dari Kota Palu berjumlah 8.110 orang, melalui udara dan laut,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho saat konferensi pers di Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Minggu (7/10/2018).
Menurut Sutopo, para pengungsi para pengungsi berangkat dengan pesawat hercules, total warga yang sudah dievakuasi lewat jalur udara adalah 6.157 orang. Rinciannya, antara lain 4.631 orang ke Makassar, 1.173 orang ke Balikpapan, 182 orang ke Jakarta, dan 171 orang ke Manado.
Sedangkan, mereka yang menggunakan jalur laut melalui kapal PT Pelni berjumlah 1.913 orang, di antaranya 1.858 orang ke Makassar dan 55 orang ke Balikpapan.
“Kondisinya sudah tidak ada yang berjubel (menumpuk), orang ingin keluar semua, sudah dalam kondisi tertib,” tegas Sutopo.
Menurutnya, mereka yang dievakuasi adalah para korban bencana yang memang memiliki keinginan sendiri untuk keluar sementara dari Kota Palu. Ribuan warga berencana menumpang kepada sanak kerabat serta saudara di tempat-tempat tersebut.
“Mereka keluar dari Palu karena merasa trauma, stress, akibat bencana juga karena kebutuhan sehari-hari belum normal, belum mencukupi semua,” kata dia.
Sutopo memastikan, dalam hal ini pemerintah memfasilitasi masyarakat yang ingin dievakuasi keluar daerah terdampak, baik menggunakan jalur udara maupun laut. Namun, selain itu, ada juga pengungsi yang pindah secara mandiri menggunakan jalur darat.
“Ada juga masyaakat di sana yang evakuasi menggunakan kendaraan. Mereka secara mandiri keluar dari Palu. Datanya kami belum peroleh, karena sulit mendapatkan data evakuasi melalui jalur darat yang dilakukan secara mandiri,” tuturnya.