MAKASSAR, Linisiar.id — Akhir-akhir ini banyak bermunculan gerakan anti penggunaan sedotan plastik.
Bahkan ada beberapa perusahaan dan restoran yang memutuskan untuk menghentikan penggunaan sedotan plastik.
Perihal tersebut juga diserukan Anggota Komisi IX DPR RI Aliyah Mustika Ilham bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
“Mari bersama-sama memulai untuk mengurangi penggunaan plastik dari bentuk sederhana seperti sedotan. Karena tentunya hal ini banyak manfaatnya baik untuk diri pribadi hingga untuk keselamatan lingkungan pastinya,” ajak Aliyah.
Apalagi kata Aliyah, saat ini Sedotan plastik yang dibuat dari plastik jenis prophylene atau polystyrene sudah bisa diganti dengan sedotan yang terbuat dari besi (reusable).
“Pengurangan sedotan plastik ini bisa dimulau dari reusable. Dengan catatan harus dijaga juga kebersihannya, untuk tetap menjaga kesehatan,” imbuh Aliyah.
Senada diungkapkan, Kepala Sub Direktorat Ekspor-Impor dan Iklan Pangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Pusat, Neni Yulisa, jika sangat penting mengurangi penggunaan plastik.
“Sampah sedotan plastik yang terbuang lama kelamaan akan berisiko menjadi mikroplastik dan tanpa sengaja dikonsumsi oleh biota laut lalu dikonsumsi oleh manusia maka secara tidak langsung mikroplastik tersebut juga akan masuk ke dalam tubuh manusia dan akan membahayakan kesehata,” terangnya.
Selain pengurangan sedotan plastik ini, juga banyak hal yang harus diketahui masyarakat dalam menggunakan plastik.
“Masyarakat juga harus cerdas dalam menggunakan plastik semisal, kantong yang digunakan membungkus makanan dan juga sedotan plastik yang miliki corak yang cerah juga berbahaya Karena jenis plastik banyak mengandung bahan kimia,” terangnya.
Sekadar diketahui, seruan pengurangan penggunan plastik tersebut dihadapan ratusan peserta sosialisasi Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Pengawasan Obat dan Makanan yang dilaksanakan di Hotel Grand Cendrawasih Makassar, Selasa,12 Maret 2019.