MAKASSAR, Linisiar.id – Jelang akhir tahun, Pengurus Daerah (Pengda) Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI) Sulsel akan menggelar diskusi, Sabtu (15/12/2018). Kegiatan tersebut akan berlangsung di Warkop Press Corner, Jalan Pengayoman, Kota Makassar.
Mengangkat tema “Independensi Jurnalis di Tahun Politik”, PJI menghadirkan tiga pembicara yakni Pakar Politik Pendidikan UNM, Dr Yasdin Yasir, Komisioner KPU Sulsel, Muh Asram Jaya dan Ketua Prodi Komunikasi UMI, Dr Hadawiah.
Ketua Harian Pengda PJI Sulsel, Darwin Fatir mengatakan pihaknya juga mengundang Wakil Walikota Makassar, Syamsu Rizal yang dijadwalkan hadir sebagai pembicara utama atau Keynote speaker. Serta diskusi ini akan dipandu Dewan Pengarah Pengda PJI Sulsel, Suriani Mappong.
“Saya mengajak semua kawan-kawan jurnalis, pengurus dan anggota PJI untuk berpartisipasi dalam berdiskusi ini. Ayo ngopi bersama sambil berdiskusi,” ujarnya.
Terlepas dari tema kegiatan itu, lanjut pewarta kantor berita Antara tersebut, diskusi akhir tahun ini sebagai bentuk silaturahmi sesama jurnalis. Serta untuk sama-sama berfikir bagaimana agar memposisikan diri sebagai penyeimbang dan independen dalam memberitakan proses pesta demokrasi yang akan berlangsung secara serentak pada 17 April 2019 .
Selain itu, diskusi kali ini diharapkan dapat memberikan pencerahan kepada pekerja kuli tinta tentang bagiamana menjaga netralitas jurnalis dalam menjalankan tugasnya. Hal itu sesuai yang diatur dalam Undang-undang Pers tahun 1999 beserta Kode Etik Jurnalistik (KEJ).
“Saat ini teknologi dan informasi begitu cepat seiring dengan perkembangan zaman. Disisi lain pertumbuhan Media dalam Jaringan (Daring) atau media online juga mengalami peningkatan cukup pesat,” ujar alumnus Teknik UNM ini.
Kendati demikian, bertumbuhnya media daring atau online saat ini juga sangat berpotensi disalahgunakan. Dimana oknum-oknum yang ingin memanfaatkan media sebagai panggung politiknya kemudian mengabaikan kaidah dan aturan jurnalistik yang sudah diatur dalam kode etik jurnalistik.
“Kami berharap dengan kegiatan ini bisa memberikan pemahaman kepada kawan-kawan jurnalis agar tetap konsisten dalam menjalankan tugasnya serta tetap berpedoman pada kode etik agar pembaca percaya media masih memiliki integritas mengingat pers sebagai pilar ke empat demokrasi,” tandasnya.(*)