MAKASSAR, LINISIAR.ID – Anggota DPRD Sulawesi Selatan, Fatma Wahyuddin, menggelar reses pertama masa persidangan tahun 2024-2025 di Kelurahan Wala-walaya, Kecamatan Tallo, Makassar, Senin (2/12/2024).
Dalam pertemuan tersebut, warga menyampaikan berbagai aspirasi terkait isu-isu penting yang memengaruhi kehidupan mereka sehari-hari, mulai dari sistem zonasi SMA, keberadaan posyandu, hingga pemerataan bantuan sosial.
Reses ini dihadiri ratusan warga yang antusias memanfaatkan kesempatan untuk berdialog langsung dengan legislator yang dikenal dekat dengan masyarakat tersebut.
Fatma Wahyuddin membuka acara dengan menyampaikan bahwa reses adalah momentum penting bagi anggota DPRD untuk mendengar langsung keluhan, harapan, dan masukan dari masyarakat.
Salah satu isu utama yang disampaikan oleh warga adalah sistem zonasi SMA di Kota Makassar. Sejumlah orang tua mengeluhkan bahwa sistem ini belum sepenuhnya adil, terutama bagi anak-anak yang tinggal di kawasan tertentu yang jauh dari sekolah favorit.
Mereka merasa anak-anak mereka kehilangan peluang untuk mendapatkan pendidikan berkualitas karena keterbatasan akses geografis.
“Kami berharap ada evaluasi terhadap sistem zonasi ini. Anak-anak kami punya potensi besar, tetapi sering kali tidak bisa bersaing hanya karena lokasi rumah tidak dekat dengan sekolah yang bagus,” ungkap salah satu warga.
Menanggapi hal ini, Fatma Wahyuddin berjanji akan membawa isu tersebut ke dalam pembahasan DPRD Sulsel. Ia menegaskan pentingnya kebijakan zonasi yang tidak hanya berbasis jarak, tetapi juga mempertimbangkan aspek kualitas dan pemerataan pendidikan.
“Pendidikan adalah hak dasar setiap anak, dan kita harus memastikan tidak ada yang tertinggal hanya karena faktor lokasi,” tegas Ketua Fraksi Demorkat DPRD Sulsel ini.
Selain masalah pendidikan, keberadaan posyandu sebagai pusat layanan kesehatan dasar juga menjadi perhatian utama. Warga meminta agar fasilitas posyandu ditingkatkan, baik dari segi lokasi maupun sumber daya manusia yang mendukung operasionalnya.
Seorang ibu rumah tangga yang hadir dalam reses tersebut mengungkapkan posyandu sangat penting bagi kesehatan anak-anak dan ibu-ibu di sini. Namun, lokasi yang jauh dan fasilitas yang kurang memadai sering kali menjadi kendala bagi kami untuk memanfaatkannya secara maksimal.
Fatma menanggapi dengan menekankan bahwa posyandu adalah ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat yang harus diperhatikan serius. Ia berkomitmen untuk mendorong alokasi anggaran yang memadai untuk meningkatkan kualitas dan aksesibilitas posyandu di Makassar.
Isu pemerataan bantuan sosial (bansos) juga menjadi sorotan warga. Beberapa peserta reses mengungkapkan bahwa distribusi bansos di wilayah mereka belum merata, dengan sebagian warga merasa tidak mendapatkan haknya meski tergolong membutuhkan.
Fatma menyatakan Pemerataan bansos adalah hal yang sangat krusial. Pemerintah harus memastikan bahwa bantuan yang diberikan benar-benar sampai kepada mereka yang berhak tanpa ada diskriminasi. Ia berjanji akan memperjuangkan sistem distribusi bansos yang lebih transparan dan berkeadilan.
Kegiatan reses ini berlangsung dengan suasana dialog yang penuh keakraban. Fatma Wahyuddin mencatat seluruh aspirasi warga dengan serius dan menegaskan bahwa dirinya akan terus mengawal setiap permasalahan yang disampaikan. Ia juga mengajak warga untuk tetap aktif menyampaikan masukan agar wakil rakyat dapat bekerja lebih maksimal.
Reses ini menjadi bukti nyata bahwa keberadaan wakil rakyat di tengah masyarakat adalah hal esensial untuk menjawab kebutuhan dan harapan mereka. Fatma Wahyuddin berharap aspirasi yang telah disampaikan dapat menjadi dasar bagi langkah-langkah kebijakan yang lebih baik untuk warga Tallo dan Makassar secara keseluruhan.
“Reses bukan hanya formalitas, tetapi komitmen nyata untuk mendengarkan dan memberikan solusi. Saya akan pastikan setiap suara yang saya terima hari ini tidak berhenti di sini, tetapi diteruskan dalam pembahasan di DPRD,” kata Fatma menutup kegiatan tersebut. (*)