MAKASSAR, Linisiar.id – Mahasiswa yang tergabung dalam Koordinator Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Korkom IMM) Unhas bersama Pimpinan Cabang IMM Makassar Timur, meluncurkan ‘Sekolah Pergerakan’.
Wadah pelatihan organisasi dan kepemimimpinan mahasiswa diluncurkan usai dialog publik bertema “Gerakan dan Perilaku Pengguna Media Sosial di Tahun Politik 2019” di Cafe Rimba Corner, Makassar, Rabu (11/4/2019) malam.
Sejumlah pembicara yang hadir dalam peluncuran dan dialog tersebut, yakni Komisioner KI Sulsel, Andi Ilham, Sekjen PP Prima DMI, Abd Haris Zainuddin dan Akademisi Komunikasi Universitas Fajar, Akbar Abu Thalib.
Ketua Umum PC IMM Maktim, Abdussalam Syahih, menjelaskan semangat peluncuran Sekolah Pergerakan ini kiranya dapat mewadahi para kader IMM se-Makassar Timur untuk lebih giat lagi dalam menggalakkan literasi serta mewujudkan pergerakan kader yang lebih terstruktur, terkoordinir serta massif, demi terciptanya para alumni yang berkompeten.
“Kegiatan ini juga akan dikonsolidasikan kepada setiap komisariat IMM se-Makassar Timur untuk mengawal serta menjadi pelaku utama dalam menyambut dan menyukseskan progres Sekolah Pergerakan, yang nantinya dikoordinir langsung oleh Koorkom IMM Unhas dan Koorkom IMM UMI berdasarkan area teritorial masing-masing,” katanya.
Sementara itu, Komisioner KI Sulsel dalam diskusi memaparkan, bahwa pemuda khususnya IMM maupun dari organ yang lain, kiranya betul-betul memaksimalkan perannya dalam melakukan pengawasan berkaitan dengan keterbukaan informasi di era sekarang ini untuk memastikan terpenuhinya hak-hak informasi bagi setiap masyarakat.
Sekjend PP PRIMA DMI, Abd. Haris Zainuddin menambahkan bahwasanya pemuda saat ini harus jeli melihat informasi-informasi yang tengah beredar saat ini karena banyak sekali konten-konten hoax yang tersebar. Oleh karena itu saatnya peran pemuda yang dibutuhkan pada kondisi ini untuk ikut berpartisiapasi memarangi isu hoax.
Kemudian, Akbar Abu Thalib menyampaikan bahwa untuk menangkal hoax diperlukan keterampilan diri berupa literasi media. Yakni, kemampuan menyaring segala informasi yang didapatkan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan bersifat skeptis.
“Harus skeptis. Sikap kritis diperlukan jika mendapat paparan sebuah informasi. Pertanyakan kredibilitas sumbernya, namun yang paling penting pertimbangkan apakah informasi itu bermanfaat bagi diri atau tidak. Kalau tidak jangan dikonsumsi, apalagi dibagikan,” jelas Akademisi Komunikasi Universitas Fajar ini.
Kegiatan ini dihadiri berbagai lintas organ baik dari OKP maupun di luar OKP. Antara lain: HMI MPO Cabang Makassar, IMM Gowa, Gema Pembebasan Unhas, Organda, BEM Se-Unhas dan kader-kader IMM se-Makassar Timur.